Setiap kali memakai sepatu baru, selalu saja membuat lecet jari dan tumit kaki. Padahal sebelum membeli sudah dicoba dan rasanya empuk nan nyaman. Namun, kenyataannya seempuk apapun sepatu itu pasti menyakitkan. Apakah teman-teman ada yang mengalaminya juga seperti saya?

Saya kemudian jadi berpikir ada apa gerangan? Untuk sepatu yang terbuat dari kulit dan desain keras, sudah pasti hanya dengan merabanya pun saya tahu sepatu ini akan melukai kaki saya. Hanya saja, belum lama ini saya membeli sepatu baru dengan jahitan dan bahan yang empuk, tapi tetap membuat lecet kaki saya. Konon katanya, setiap membeli sepatu baru sebaiknya digores dengan lilin untuk meminimalisir lecet, dan ya ada benarnya juga tapi tetap saja rasa sakit itu ada. 

Pikiran saya lantas mengembara dan menemukan suatu analogi, yakni ADAPTASI. Sekian lama memakai sepatu yang itu-itu saja membuat kulit kaki mengingat pembungkusnya sehingga lama-lama menjadi kebal dan nyaman. Kemudian, ketika bungkusan itu diganti dengan yang baru, kulit kaki 'kaget', belum mengenal 'baju barunya' sehingga kulit kaki juga membutuhkan proses kenalan dan PDKT sehingga terbiasa dengan sepatu baru. 

Sama halnya seperti kita manusia yang harus masuk ke suatu lingkungan baru. Kita akan merasa 'kaget' karena segalanya terasa baru, ada yang enak dan ada yang tidak mengenakkan, tapi kita harus beradaptasi hingga menjadi terbiasa dan melebur ke dalam lingkungan baru. Rasa tidak enak yang kita dapatkan bisa diibaratkan dengan rasa sakit yang dialami si kaki saat menerima sepatu baru. Sepatu baru tentunya akan mempercantik kaki kita tapi harus melalui rasa sakit karena adaptasi si kaki.

Nah, sekarang bagaimana pendapat teman-teman mengenai analogi saya? Setuju atau tidak? Silahkan berkomentar. Gratis! :D