Accident In This Morning

by - Monday, July 23, 2012

Judul pembuka yang cukup horror ya, tapi tidak usah keburu takut dulu. Kecelakaan yang saya maksud hanya kecelakaan kecil dan tidak menimbulkan korban jiwa. Kecelakaan kecil yang saya lihat di pagi hari, saat saya berada di dalam bus Transjakarta dalam perjalanan menuju kantor.

Saat sedang transit di halte Pulomas, ada calon penumpang perempuan yang terjatuh di antara presisi  bus dan halte. Saya tidak melihat kejadian dari awal, ketika saya lihat, wanita malang itu sudah ada di bawah dan dibantu naik ke atas oleh petugas dan penumpang lainnya. Sepertinya hanya luka kecil yang dialami wanita itu. Seketika petugas dan pramudi TJ berteriak, "Jangan dorong-dorong makanya!" 

Setelah wanita itu bisa berdiri kembali di dalam halte, ada seorang bapak-bapak yang keluar dari bus sambil meminta maaf pada si wanita. Ya, akibat ketidaksabarannya telah melukai seorang wanita.



Sumber: harryprastio.blogspot.com

Peristiwa dorong-dorongan sudah bukan hal baru lagi di kalangan penumpang TJ dan hari ini saya melihat sendiri akibat dari ketidaksabaran itu. Sebagai penumpang TJ, saya pun juga pernah merasakan bagaimana rasanya didorong-dorong seperti itu, apalagi ketika transit di Harmoni. Semua juga ingin pulang cepat, tapi saling dorong tidak akan membuat Anda lebih dulu masuk, yang ada malah membahayakan diri dan orang lain.

Kalau mau dirunut masalahnya dari awal, saya sebut sebagai lingkaran setan. Kenapa? TJ pertama kali dibuat dengan harapan dapat mengurangi kemacetan Jakarta yang kian parah. Sayangnya, yang terjadi malah sebaliknya. TJ mengambil 1 jalur dari jalur yang sudah ada di jalan raya. Akhirnya, kendaraan lain harus melewati jalur yang sudah sempit itu karena dilarang menerobos jalur TJ. Untuk jalur protokol, kondisi tersebut berlaku. Jalur TJ aman damai sementara jalur biasa padat lalu lintas. Setiap hari pada hari kerja, kemacetan mewarnai jalur protokol. 

Sementara itu, di jalur non-protokol, masih banyak kendaraan yang mungkin sudah tidak tahan dengan kemacetan, akhirnya nekat menerobos jalur TJ, yang pada akhirnya memperlambat jam kerja TJ. Karena keterlambatan ini, bus yang datang di halte transit menjadi buruan penumpang yang sudah lelah menunggu. Desakan ingin segera pulang, tak peduli harus berdesak-desakan, mereka nekat menerobos dengan jalan dorong-mendorong agar bisa masuk ke dalam bus. Imbasnya adalah mereka yang tadinya mau naik TJ akhirnya kembali lagi menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum lainnya karena hasilnya sama saja. Malah dulu ada yang mengatakan bahwa pengguna TJ adalah pengguna kendaraan umum yang beralih.

Herannya meski pada jam-jam tertentu diberlakukan 3 in 1, tapi jalur protokol tetap saja macet. Saya tidak begitu mengerti dengan keadaan transportasi Jakarta. Jadi, kalau kita mau menuding sepenuhnya pada kinerja TJ, tidak bisa disalahkan juga. Karena menurut saya banyak faktor internal dan eksternal yang harus diamati dengan seksama:
1. Kemacetan lalin kadang juga disebabkan oleh ketidaktertiban angkutan umum yang sering sembarangan ngetem dan tidak patuh pada aturan lalin. 
2. Ketidaksabaran pengguna kendaraan pribadi hingga saling serobot ingin duluan.
3. Tidak ada pengendalian kepemilikan mobil/ motor.

Yang bisa jadi masukan bagi pengelola TJ adalah sebagai berikut:

1. Penambahan armada TJ di non-koridor 1. Saya juga mendengar keluhan bahwa TJ rute Cililitan - Tj. Priok itu lama sekali datangnya, bisa sampai 2 jam sekali. Kalau demikian, siapa pula yang mau menunggu lama karena sangat melelahkan berdiri dan tentunya menyia-nyiakan waktu. Dengan penambahan armada, arus sirkulasi penumpang juga lebih cepat, penumpang tidak terlalu berdesakan seperti ikan sarden, dan semoga saja pengendara mobil/motor bisa benar-benar beralih ke TJ.

2. Perbaikan halte dan bus TJ. Banyak halte yang sudah kotor dan plat di jembatan membahayakan calon penumpang/ pejalan kaki. Jika memungkinkan disediakan fasilitas AC sehingga calon penumpang yang mengantri juga bisa lebih nyaman. Sementara untuk bus, kondisi fisiknya memprihatinkan. Pintu yang berbunyi reot saat buka-tutup, papan akrilik yang hilang di beberapa bus, badan bus yang kotor dan terbaret-baret, kebersihan kurang terjaga, dan sekarang ini kerap didapati bus TJ yang mengalami kerusakan di tengah operasi sehingga memperlambat kinerja TJ dan waktu penumpangnya. Malah di pool TJ yang terletak di jalan perintis kemerdekaan, sudah ada beberapa yang rongsok mengenaskan. Yang parah malah ada bus yang terbakar. Bagaimana ini? Kadang saya melihat bus TJ tak beda dengan bus Patas AC. Alangkah indahnya jika bus TJ bisa kembali seperti awal mula ia diluncurkan.

TJ dulu dan kini memang sudah berubah. Kemajuannya terlatak pada penambahan koridor yang mampu menjangkau area Jakarta lebih banyak lagi, sayangnya tidak diimbangi dengan kestabilan pelayanan dan prasarananya.

Saya hanya berharap ke depannya, gubernur terpilih nanti mampu mengatasai keruwetan transportasi di Jakarta dengan baik dan bijaksana.


Regards,
Melissa






You May Also Like

0 comments

Thank you for reading my articles. I will be glad if you would like to write some comments below. I open to any advises and critics to improve this blog or content.

To get updated with my response of your comment, just simply click 'NOTIFY ME' on the bottom-right corner of the comment box.